Senin, 19 November 2012

data mentah spss

download di link ini yaa
https://docs.google.com/open?id=0B1F8PCRVMInzT3JRSmlwT096WWs

Minggu, 11 November 2012

Cara Membuat Nomor Halaman Skripsi

            Oke guys, mungkin sebagian kalian udah pada tawu dan ada juga yang masih bingung duhh gimana sih buat nomor halaman itu?? Atau bahkan ngeprint kertas skripsi na satu satu kali ya heheh.. ups gak menghina loh.. tapi ini REALITA.. berdasarkan pengalaman peneliti, masih aja banyak orang sekeliling yang ngeprint ala kreatif yang disebutkan tadi.. yah sebelum nya penulis juga belum tahu koq caranya, tapi kemudian mikir lagi masa sih Microsoft word yang dibuat secanggih itu tidak memberikan solusi buat kita?? Atau kita nya kali ya gak mau pusing hihi... well langsung aja ya saya berikan langkah nya kepada blogerss semua..



Pilih Menu Insert kemudian pilih Menu Page Number








Pada Menu Page Number tersebut Pilih Top Of Page
Ambil jenis  Plain Number 3, karena kita menginginkan letak halaman diatas kanan,, Ya Kan?? (ini ketentuan baku dari skripsi loh)













Nah.. kita tahu kalo halaman pertama dalam Bab I, Atau bab seterusnya kan selalu ditengah bawah... nah sementara tadi kia set posisi halaman diatas kanan, maka kita pilih Menu Design dan klik Different Frist Page, yang berarti halaman pertama berbeda dari halaman lainnya




Setelah itu langsung kita ketikkan ke bagian Footer nya (bawah) di tengah halaman tersebut misalnya ketik 1, kemudian ketengahkan teks tersebut (Ctrl + E)  

Oke guys maka sekarang skripsi di BAB I kamu sudah terbuat halaman nya masing masing, catatan pembuatan nomor halaman ini khusus skripsi yang diketik per BAB ya,, oh ya jika ingin membuat nomor halaman pada BAB II, atau III dll caranya bisa seperti langkah awal yang berbeda adalah pada page number, kita set dulu nomor halamannya, misalnya pada bab II nomor halaman nya adalah 11, maka pilih Format Page Number , pada page numbering di kotak start at : ketik halaman awal yang akan di set, misalnya 11, maka akan tersetting langsung halaman berikutnya menjadi 12,13,14



Demikianlah tips saya ini, semoga bermanfaat bagi pembaca.

























Cara Membuat Judul Skripsi Psikologi

Dear, pembaca... udah lama banget ni gak posting baiklah kali ini, saya akan memposting mengenai cara membuat ataupun memilih judul skripsi psikologi yang tepat. 

Kita tahu skripsi adalah karya ilmiah berupa penelitian yang harus dilakukan seorang mahasiswa sebagai syaratuntuk menyelesaikan studinya serta memperoleh gelar sesuai bidangnya. Seringkali skripsi adalah hal yang menakutkan bagi mahasiswa, bahkan ada yang menganggap skripsi adalah skripsi adalah kunci untuk keluar gerbang besar sistem perkuliahan. Tidak sedikit mahasiswa yang mengalami stres karena skripsi, mulai dari stres mencari judul hingga stres menanti ujian seminar bahkan juga stress merevisi skripsi. 


Baiklah  saya akan membagi kepada teman teman semua mengenai pengalaman dan pengetahuan saya mengenai skrips khususnya dalam bidang psikologi,  oke kita simak ya...
1.  Tentukan dulu minat  kamu untuk meneliti kawasan psikologi yang lebih spesifik, misalnya minat dalam bidang psikologi pendidikan, klinis, psikologi industri, psikologi sosial, agama dll.

2. Setelah kamu tentukan minat kamu di kawasan psikologi yang lebih spesifik, misalnya psikologi pendidikan, kemudian soroti apa yang sekarang ini menjadi permasalahan atau tema tema menarik didalam psikologi pendidikan, misalnya mengenai bullying, 

3.   Kamu bisa mencari di mesin pencari (search engine) seperti google untuk mencari variabel apa yang ingin kamu teliti seandainya kamu kesulitan mendapatkan ide atau mencari di buku-buku yang dijadikan materi pelajaran selama kuliah, atau bahkan melihat lihat skripsi senior kamu, biar ide muncul :D

4.  Berikutnya, jika kamu sudah mendapatkan variabel yang ingin kamu teliti, dalami lebih lanjut variabel tersebut, misalnya variabel bullyng itu, ada atau tidak grand theory nya, kemudian apa saja yang menjadi aspek / indikator / ciri-ciri dari variabel yang akan kamu teliti, ini akan memudahkan kamu untuk membuat skala nantinya

5.  Yang terpenting adalah cross check ke pustaka apakah bahan mengenai variabel yang kamu teliti ada di pustaka atau tidak, bahan itu berupa buku buku dan jurnal yang bisa dijadikan referensi.

6. Selain crosschek ke pustaka tentu saja juga bisa didapatkan di internet, apakah google book menyediakan buku tersebut, apakah terdapat toko online yang menjual buku tersebut, apakah jurnal yang ada diinternet banyak membahas mengenai variabel kamu tersebut. 

7.     Setelah tahap diatas fix, saat nya kamu memikirkan yang menjadi subjeknya siapa, ingat kamu boleh saja mencari subjek yang menarik yang beda, tapi kamu pikirkan lagi apakah kamu benar benar yakin bisa mendapatkannya, pengalaman teman aku mencari subjek orang yang obseitas dan dosen pembimbing menyuruh jumlah subyek 200 orang, kebayang gak sihh mencari subyek 200 orang yang obesitas pasti jauh lebih sulit dengan 200 orang siswa. 

8. jika jenis penelitian yang ingin kamu teliti adalah jenis penelitian korelasi maka perhatikan betul variabel x dan y nya, apakah ada teori penghubungnya atau tidak. Terkadang beberapa dosen memang mengharuskan ada teori penghubungnya atau peneliti lain yang mengatakan keterkaitan antara variabel x dan y

9.  Yang terpenting adalah judul kamu masih original atau belum populer di fakultas kamu, seandai nya penelitian kamu berjenis korelasi kamu bisa menyeimbangkan satu variabel masih belum populeer satu variabel lagi sudah populer atau banyak yang meneliti, guna tidak terlalu kesulitan mencari bahan untuk dijadikan referensi penelitian. 

Demikianlah sedikit tips dari saya, semoga setelah membaca posting ini tidak semakin pusing hehehe... karena segala sesuatu perlu kita pertimbangkan dengan baik. semoga bermanfaat bagi kita semua.

Minggu, 12 Agustus 2012

ANALISIS FILM LIFE IS BEAUTIFUL



(A Melampio Cinematografia Production)

            Sebuah film dari A Melampio Cinematografi Production yang berjudul Life Is Beautiful menceritakan tentang seorang laki – laki yang selalu berpikir positif didalam kehidupannya, ia selalu merasa gembira dan tidak pernah merasa sedih dalam menjalani kehidupannya.
            Seorang laki – laki tersebut bernama Guido. Ia pindah kesuatu daerah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Setelah sampai didaerah yang ia tuju,tanpa disengaja ia bertemu dengan seorang wanita keturunan bangsawan yang bernama Dora. Pertemuan itu tidak hanya berlangsung sekali,tetapi beberapa kali. Guido jatuh cinta kepada Dora,begitu juga sebaliknya, lalu Guido dan Dora memantapkan hati mereka untuk membina suatu rumah tangga.
            Mereka pun menikah dan membuka sebuah toko buku. Mereka pun dikaruniai seorang putra yang bernama Joshua. Disaat mereka menikmati kehidupannya yang bahagia, mereka mendapatkan suatu masalah yang besar, yaitu Guido dan joshua dibawa oleh para tentara kesuatu tempat pengasingan untuk dijadikan budak. Mengetahui hal tersebut Dora pun menyerahkan dirinya kepada tentara agar ia pun dibawa ketempat pengasingan tersebut agar ia dapat bertemu dengan suami dan anaknya. Ketika menjalani kehidupan ditempat pengasingan tersebut, Guido berusaha meyakinkan anaknya bahwa mereka sedang menjalani sebuah permainan dengan hadiah yang cukup besar yaitu sebuah Tank sungguhan milik Tentara, ia juga menjelaskan tentang aturan-aturan dalam permainan tersebut.
Setelah beberapa lama, terjadi sebuah kekacaun dan juga peperangan di tempat pengasingan tersebut, melihat suasana itu, Guido bertekad untuk kabur dan membawa anaknya, tetapi ia juga ingin membawa istrinya, ketika ingin menjumpai istrinya, Guido ketahuan oleh tentara sehingga ia dieksekusi dengan cara ditembak oleh tentara sehingga ia mati. Setelah kekacauan dan peperangan tersebut semua tawanan dapat bebas, Joshua selamat dan dapat menaiki sebuah Tank yang dijanjikan oleh ayahnya sehingga ia dapat bertemu dan berkumpul dengan ibunya.


            Dalam makalah ini penulis akan mencoba menganalisa film Life Is Beautiful  melalui 3 perspektif, yaitu Self Efficacy, Optimism, dan Hope.

v  SELF EFFICACY

Pengertian
Menurut Bandura self Efficacy adalah belief atau keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil (outcomes) yang positif (Santrock, 2001). Sedangkan menurut Wilhite (1990) dalam tesis yang berjudul Goal Orientantion, Self Efficacy dan Prestasi Belajar pada Siswa Peserta dan Non Peserta Program Pengajaran Intensif di Sekolah oleh Retno Wulansari tahun 2001, self efficacy adalah suatu keadaan dimana seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan.

Prilaku dalam film yang menggambarkan Self Efficacy

ü  Ketika Guido menerapkan trik Schopenhauer didalam sebuah pertunjukan teater untuk membuat seorang gadis bernama Dora untuk memandang dirinya dan ternyata berhasil.
ü  Ketika Guido juga menerapkan Schopenhauer didalam tempat pengasingan kita seekor anjing dari tentara mendapati anaknya berada didalam sebuah kotak, Guido mempengaruhi anjing itu agar tidak menggonggong terhadap kotak tersebut dan ternyata berhasil.
ü  Ketika tentara bertanya kepada tahanan apakah ada yang bisa berbahasa jerman, dengan percaya diri Guido mengangkat tangannya dan maju kedepan untuk mengartikan bahasa jerman ke bahasa inggris untuk meyakinkan anaknya bahwa mereka mengikuti sebuah permainan, sedangkan ia sama sekali tidak mengerti bahasa jerman.

v  OPTIMISM
         Pengertian
         Apa yang dimaksud dengan optimisme atau bersikap optimis? Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimisme dapat juga diartikan berpikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berpikir.
         Optimisme adalah suatu sikap yang lahir dari dalam diri individu yang merupakan sikap terhadap masalah yang sedang dihadapi. Sikap terhadap sesuatu mengandung unsur penilaian (positif atau negatif). Sikap optimisme merupakan pilihan yang dimunculkan seseorang dalam mempersepsikan masalahnya. Sikap optimis bertolak belakang dengan sikap pesimis yang berorientasi pada sikap yang negatif.
         Orang optimis biasanya lebih mungkin bisa mencapai apa yang ia inginkan, bila dibanding dengan orang pesimis, yakni orang yang melihat sesuatu dari sudut negatif. Orang pesimis telah gagal, bahkan sebelum mulai sesuatu. Orang optimis telah berhasil, bahkan sebelum ia memulai pekerjaannya (Napoleon Hill dalam Berpikir dan menjadikaya).

         Prilaku dalam film yang menggambarkan Optimism

ü  Ketika Guido beserta anak dan istrinya diletakkan ditempat pengasingan, ia sangat optimis bahwa ia beserta anak dan istrinya dapat keluar dan terbebas dari tempat pengasingan dan perbudakan tersebut.

v  HOPE

         Pengertian
         Secara umum dan sederhana harapan adalah sebuah kepercayaan (persepsi) bahwa sebuah tujuan dapat dicapai  apakah itu impian, cita – cita, kebahagiaan, atau cinta. Dalam Snyder (2002) disebutkan bahwa harapan memiliki 3 elemen yaitu :
1.      Goals (tujuan).
2.      Pathways (cara untuk mencapai tujuan)
3.      Agency Thought ( elemen motivational dari harapan) dimana percaya bahwa jalan yang ada akan mampu ia tempuh, bahwa ia memiliki semau yang ia butuhkan untuk dapat menempuh jalan menuju impiannya. Semua elemen dari harapan sedikit banyak ditentukan oleh apa yang seseorang lalui dalam hidupnya.

         Perilaku dalam film yang menggambarkan Hope

ü  Setelah bertemu dengan Dora untuk yang kedua kalinya, Guido sangat berharap dan yakin bahwa ia akan dapat bertemu dengan Dora lagi.
ü  Ketika mendapat teka – teki, Dr. Lessing sangat berharap ia dapat memecahkan teka – teki tersebut dan mendapatkan jawabannya, karena apabila ia tidak dapat memecahkan teka – teki tersebut maka ia tidak akan dapat tidur.

Dianalisis oleh RHINI RAIN ANGGRAINI untuk tugas PSIKOLOGI POSITIF

KRITIKAN BERBAGAI PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PSIKOTERAPI



1.      PENDEKATAN PSIKOANALITIK

a.      Pandangan Tentang Sifat Manusia
Kalangan psikoanalitik berpandangan bahwa sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Selain itu, manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhan, dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
b.      Tujuan Terapeutik
Membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien. Proses teraupetik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman masa kanak kanak. Pengalaman masala lampau direkonstruksi, dibahas, dianalisis dan ditafsirkan dengan sasaran merekontruksi kepribadian. Terapi psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketidaksadaran diketahui. Pemahaman dan pengertian intelektual memiliki arti penting, tetapi perasaan perasaan dan ingatan ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi.

c.       Fungsi dan Peran Terapis
 Fungsi terapis adalah mengajarkan arti proses proses terapi ini kepada klien sehingga klien mampu memperoleh pemahaman terhadap masalah-masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas cara-cara untuk berubah. Peran terapis disini bersifat anonim, dimana terapis hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada terapis.


d.      Kritik Terhadap Pendekatan Psikoanalitik
Terlalu teoritik dan tidak didukung oleh hasil penelitian yang empirik. Pendekatan psikoanalitik membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang tidak sedikit, selain itu ahli terapis nya juga terbatas.

Dan Terapi psikoanalitik memandang permasalahan pada klien disebabkan karena faktor internal klien saja dan mengabaikan kemungkinan faktor faktor eksternal lainnya yang mungkin menjadi salah satu faktor penyebab dari permasalahan klien.
       Pada teknik psikodinamika, meskipun sebagian psikoanalis terus mempraktikan psikoanalis tradisional dengan cara yang sama dengan Freud, Kelemahan psikoanalisis tradisonal yakni:
·         Bentuk yang lebih singkat dan kurang intensif.
·         Klien dan treapis umunya duduk berhadapan.
·         Terapis tidak memberikan interpretasi secara berkala, melainkan terlibat dalam pertukaran verbal yang lebih sering dengan klien.

Kelebihan psikodinamika (psikoanalitik/terapi psikodinamika) :
·         Bentuk penanganan yang lebih singkat dan murah atau lebih intensif
·         Bertujuan mengungkapkan motif-motif bawah sadar dan menghancurkan resistansi dan pertahanan psikologis
·         Fokusnya lebih pada hubungan klien
·         Terapinya membutuhkan dialog yang lebih terbuka dan eksplorasi langsung dari pertahanan klien dan transference disbanding bentuk tradisional.



2.      PENDEKATAN CLIENT CENTERED
a.       Pandangan Tentang Sifat Manusia
Menolak konsep tentang kecenderungan-kecenderungan negatif dasar, dan manusia tersosialisasi dan bergerak ke muka, berjuang untuk berfungsi penuh, serta memiliki kebaikan yang positif pada intinya yang terdalam.
Pandangan tentang manusia yang positif ini memiliki implikasi-implikasi yang berarti bagi praktik client-centered. Berkat pandangan filosofisbahwa individu memilliki kesanggupan yang inheren untuk menjauhi maladjusment menuju keadaan psikologis yang sehat, terapis meletakkan tanggung jawab utamanya bagi proses terapi pada klien.
b.      Fungsi dan Peran Terapis
Peran terapis client centered berakar pada cara cara keberadaannya dan sikap sikapnya bukan pada penggunaan teknik teknik yang dirancang untuk menjadikan klien berbuat sesuatu. Dan fungsi dari terapis adalah membangun suatu iklim terapeutik yang menunjang pertumbuhan klien.
c.       Kritikan Terhadap Pendekatan Client Centered
Kelemahan pendekatan client centered terletak pada cara sejumlah praktisi menyalahtafsirkan sikap sikap central dari posisi client centered. Tidak semua konselor bisa mempraktekkan terapi client centered, sebab banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat yang melandasinya. Gaya konseling pada pendekatan ini lebih kepada mendengarkan secara empatik. Tentu saja mendengarkan klien secara sungguh sungguh, merefleksikan dan mengkomunikasikan pengertian kepada klien memiliki nilai. Akan tetapi psikoterapi lebih dari itu. Barangkali memang mendengarkan dan merefleksikan merupakan prasyarat bagi pembentukan hubungan terapeutik, tapi mendengar dan merefleksikan jangan dikacaukan dengan terapi itu sendiri. Selain itu kritikan terhadap pendekatan client centered yaitu adanya jalan yang menyebabkan sejumlah praktisi menjadi lebih terfokus pada klien sehingga mereka sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.

3.   PENDEKATAN  TERAPI TINGKAH LAKU
a.  Pandangan Mengenai Sifat Manusia
pandangan “behavioural  radikal” tidak memberi tempat asumsi yang menyebutkan bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pilihan dan kebebasan. Filsafat behaviouristik radikal menolak konsep tentang individu sebagai agen bebas yang membentuk nasibnya sendiri. Lingkungan adalah pembentuk utama keberadaan manusia.

b.  Tujuan Terapi Tingkah Laku
Tujuan umum terapi tingkah laku adalah menciptakan kondisi kondisi baru bagi proses belajar.
c.  Fungsi dan Peran Terapis
Terapis tingkah laku harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah masalah manusia, para kliennya. Terapis tingkah laku berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosa  tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkah laku yang baru dan adjustive.

d.      Kritikan Pendekatan Terapis
1.      Terapi tingkah laku tidak menangani penyebab penyebab, tetapi secara superfisial menangani gejala gejala. Pandangan psikodinamika menegaskan bahwa terapi tingkah laku membiarkan penyebab penyebab dasar neurotik tak terjamah atau paling tidak hanya meredakan gejala gejala untuk sementara waktu, dan yang paling celaka adalah kondisi klien berkemungkinan menjadi lebih buruk.
2.      Terapi tingkah laku tidak diterapkan pada orang yang taraf berfungsinya relatif tinggi. Satu keterbatasan terapi tingkah laku yang sering disebut sebut adalah bahwa terapi tingkah laku menaruh minat pada penanganan orang orang yang taraf berfungsinya sedang. Kadang kadang dikemukakan bahwa orang orang yang mencari makna dan mencapai aktualisasi diri tidak banyak dibantu oleh teknik teknik terapi tingkah laku.
3.      Terapi tingkah laku bisa diterapkan hanya pada kecemasan kecemasa spesifik, Sedangkan masalah masalah personal dan penyesuaian yang lebih luas yang sering dihadapi oleh para pempraktek dalam psikoterapi tidak ditangani.
4.      Modifikasi tingkah laku tidak berfungsi.
5.      Terapi tingkah laku bisa mengubah tingkah laku tetapi tidak mengubah perasaan perasaan.
6.      Terapi tingkah laku mengabaikan pentingnya hubungan terapis klien dalam terapi.
7.      Terapi tingkah laku tidak menyajikan pemahaman.
8.      Terapi tingkah laku mengabaikan penyebab penyebab historis dari tingkah laku sekarang.

4.      PENDEKATAN TERAPI RASIONAL EMOTIF
a.       Pandangan Tentang Sifat Manusia
    Terapi Rasional Emotif memandang manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat.manusia memiliki kecendrungan kecenrungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat lambat, menyesali kesalahan kesalah secara tak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme dan mencela diri, serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri.
b.      Tujuan TRE
        Tujuan utama TRE adalah meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik.
c.       KritikanTerhadap Terapi TRE
        Pendekatan TRE ini sangat didaktik, artinya terapis harus berhati hati terhadap apa yang disampaikannya agar tidak hanya memaksakan filsafat hidupnya sendiri kepada kliennya. Berdasarkan faktanya, terapis rasional memegang suatu posisi konfrontif menimbulkan bahaya bahaya tertentu. Taraf latihan, pengetahuan, dan keterampilan, kemampuan melihat, dan ketepatan menilai pada terapis sangat penting dalam TRE, karena terapis memiliki kekuasaan besar yang dihasilkan oleh sikap persuasif dan direktifnya, kerugian psikologis lebih mungkin terjadi dalam TRE. Ada bahaya jika terapis TRE yang tidak terlatih menggunakan TRE memandang terapi sebagai pencecaran klien dengan persuasif, indoktrinasi, logika, dan nasihat. Jadi seorang terapis TRE bisa keliru dengan menjadi pemberi metode metode penyembuhan kilat, yakni dengan menyampaikan kepada klien apa yang salah dan bagaimana mereka harus mengubahnya.

5.      PENDEKATAN TERAPI REALITAS
a.       Pandangan Tentang Manusia
Terapi realitas memandang manusia sebagai sebuah agen yang menentukan dirinya sendiri. Dan masing masing orang memikul tanggung jawab untuk menerima konsekuensi konsekuensi dari tingkah lakunya sendiri. Dan tampaknya orang menjadi apa yang ditetapkannya.
b.      Tujuan Terapi
Membantu seseorang untuk mencapai otonomi. Pada dasarnya otonomi adalah kematangan yang diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan internal.
c.       Peran dan Fungsi Terapis
Tugas terapis adalah bertindak sebagai pembimbing yang membantu klien agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis. Selain itu fungsi penting lainya dari terapis realitas adalah memasang batas batas mencakup batas batas dalam situasi terapeutik dan batas batas yang ditempatkan oleh kehidupan pada seseorang.

d.      Kritikan Terhadap Terapi Realitas
Tidak memberikan penekanan yang cukup pada dinamika dinamika tak sadar dan pada masa lampau individu sebagai salah satu determinan dari tingkah lakunya sekarang. Selain itu terapi realitas bisa menjadi suatu tipe campur tangan yang dangkal karena ia menggunakan kerangka yang terlampau disederhanakan bagi praktek terapi. Sama halnya dengan terapi TRE, terapi realitas memiliki kemungkinan memainkan peran sebagai seorang yang ahli menjawab setiap pertanyaan orang lain, dan bagaimana mereka harus bertindak.