Minggu, 12 Agustus 2012

KRITIKAN BERBAGAI PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PSIKOTERAPI



1.      PENDEKATAN PSIKOANALITIK

a.      Pandangan Tentang Sifat Manusia
Kalangan psikoanalitik berpandangan bahwa sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksionistik. Selain itu, manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhan, dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan oleh peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari kehidupan.
b.      Tujuan Terapeutik
Membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien. Proses teraupetik difokuskan pada upaya mengalami kembali pengalaman masa kanak kanak. Pengalaman masala lampau direkonstruksi, dibahas, dianalisis dan ditafsirkan dengan sasaran merekontruksi kepribadian. Terapi psikoanalitik menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketidaksadaran diketahui. Pemahaman dan pengertian intelektual memiliki arti penting, tetapi perasaan perasaan dan ingatan ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri lebih penting lagi.

c.       Fungsi dan Peran Terapis
 Fungsi terapis adalah mengajarkan arti proses proses terapi ini kepada klien sehingga klien mampu memperoleh pemahaman terhadap masalah-masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas cara-cara untuk berubah. Peran terapis disini bersifat anonim, dimana terapis hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada terapis.


d.      Kritik Terhadap Pendekatan Psikoanalitik
Terlalu teoritik dan tidak didukung oleh hasil penelitian yang empirik. Pendekatan psikoanalitik membutuhkan waktu yang relatif lama serta biaya yang tidak sedikit, selain itu ahli terapis nya juga terbatas.

Dan Terapi psikoanalitik memandang permasalahan pada klien disebabkan karena faktor internal klien saja dan mengabaikan kemungkinan faktor faktor eksternal lainnya yang mungkin menjadi salah satu faktor penyebab dari permasalahan klien.
       Pada teknik psikodinamika, meskipun sebagian psikoanalis terus mempraktikan psikoanalis tradisional dengan cara yang sama dengan Freud, Kelemahan psikoanalisis tradisonal yakni:
·         Bentuk yang lebih singkat dan kurang intensif.
·         Klien dan treapis umunya duduk berhadapan.
·         Terapis tidak memberikan interpretasi secara berkala, melainkan terlibat dalam pertukaran verbal yang lebih sering dengan klien.

Kelebihan psikodinamika (psikoanalitik/terapi psikodinamika) :
·         Bentuk penanganan yang lebih singkat dan murah atau lebih intensif
·         Bertujuan mengungkapkan motif-motif bawah sadar dan menghancurkan resistansi dan pertahanan psikologis
·         Fokusnya lebih pada hubungan klien
·         Terapinya membutuhkan dialog yang lebih terbuka dan eksplorasi langsung dari pertahanan klien dan transference disbanding bentuk tradisional.



2.      PENDEKATAN CLIENT CENTERED
a.       Pandangan Tentang Sifat Manusia
Menolak konsep tentang kecenderungan-kecenderungan negatif dasar, dan manusia tersosialisasi dan bergerak ke muka, berjuang untuk berfungsi penuh, serta memiliki kebaikan yang positif pada intinya yang terdalam.
Pandangan tentang manusia yang positif ini memiliki implikasi-implikasi yang berarti bagi praktik client-centered. Berkat pandangan filosofisbahwa individu memilliki kesanggupan yang inheren untuk menjauhi maladjusment menuju keadaan psikologis yang sehat, terapis meletakkan tanggung jawab utamanya bagi proses terapi pada klien.
b.      Fungsi dan Peran Terapis
Peran terapis client centered berakar pada cara cara keberadaannya dan sikap sikapnya bukan pada penggunaan teknik teknik yang dirancang untuk menjadikan klien berbuat sesuatu. Dan fungsi dari terapis adalah membangun suatu iklim terapeutik yang menunjang pertumbuhan klien.
c.       Kritikan Terhadap Pendekatan Client Centered
Kelemahan pendekatan client centered terletak pada cara sejumlah praktisi menyalahtafsirkan sikap sikap central dari posisi client centered. Tidak semua konselor bisa mempraktekkan terapi client centered, sebab banyak konselor yang tidak mempercayai filsafat yang melandasinya. Gaya konseling pada pendekatan ini lebih kepada mendengarkan secara empatik. Tentu saja mendengarkan klien secara sungguh sungguh, merefleksikan dan mengkomunikasikan pengertian kepada klien memiliki nilai. Akan tetapi psikoterapi lebih dari itu. Barangkali memang mendengarkan dan merefleksikan merupakan prasyarat bagi pembentukan hubungan terapeutik, tapi mendengar dan merefleksikan jangan dikacaukan dengan terapi itu sendiri. Selain itu kritikan terhadap pendekatan client centered yaitu adanya jalan yang menyebabkan sejumlah praktisi menjadi lebih terfokus pada klien sehingga mereka sendiri kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.

3.   PENDEKATAN  TERAPI TINGKAH LAKU
a.  Pandangan Mengenai Sifat Manusia
pandangan “behavioural  radikal” tidak memberi tempat asumsi yang menyebutkan bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pilihan dan kebebasan. Filsafat behaviouristik radikal menolak konsep tentang individu sebagai agen bebas yang membentuk nasibnya sendiri. Lingkungan adalah pembentuk utama keberadaan manusia.

b.  Tujuan Terapi Tingkah Laku
Tujuan umum terapi tingkah laku adalah menciptakan kondisi kondisi baru bagi proses belajar.
c.  Fungsi dan Peran Terapis
Terapis tingkah laku harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah masalah manusia, para kliennya. Terapis tingkah laku berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosa  tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkah laku yang baru dan adjustive.

d.      Kritikan Pendekatan Terapis
1.      Terapi tingkah laku tidak menangani penyebab penyebab, tetapi secara superfisial menangani gejala gejala. Pandangan psikodinamika menegaskan bahwa terapi tingkah laku membiarkan penyebab penyebab dasar neurotik tak terjamah atau paling tidak hanya meredakan gejala gejala untuk sementara waktu, dan yang paling celaka adalah kondisi klien berkemungkinan menjadi lebih buruk.
2.      Terapi tingkah laku tidak diterapkan pada orang yang taraf berfungsinya relatif tinggi. Satu keterbatasan terapi tingkah laku yang sering disebut sebut adalah bahwa terapi tingkah laku menaruh minat pada penanganan orang orang yang taraf berfungsinya sedang. Kadang kadang dikemukakan bahwa orang orang yang mencari makna dan mencapai aktualisasi diri tidak banyak dibantu oleh teknik teknik terapi tingkah laku.
3.      Terapi tingkah laku bisa diterapkan hanya pada kecemasan kecemasa spesifik, Sedangkan masalah masalah personal dan penyesuaian yang lebih luas yang sering dihadapi oleh para pempraktek dalam psikoterapi tidak ditangani.
4.      Modifikasi tingkah laku tidak berfungsi.
5.      Terapi tingkah laku bisa mengubah tingkah laku tetapi tidak mengubah perasaan perasaan.
6.      Terapi tingkah laku mengabaikan pentingnya hubungan terapis klien dalam terapi.
7.      Terapi tingkah laku tidak menyajikan pemahaman.
8.      Terapi tingkah laku mengabaikan penyebab penyebab historis dari tingkah laku sekarang.

4.      PENDEKATAN TERAPI RASIONAL EMOTIF
a.       Pandangan Tentang Sifat Manusia
    Terapi Rasional Emotif memandang manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat.manusia memiliki kecendrungan kecenrungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat lambat, menyesali kesalahan kesalah secara tak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme dan mencela diri, serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri.
b.      Tujuan TRE
        Tujuan utama TRE adalah meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri dari klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup yang lebih realistik.
c.       KritikanTerhadap Terapi TRE
        Pendekatan TRE ini sangat didaktik, artinya terapis harus berhati hati terhadap apa yang disampaikannya agar tidak hanya memaksakan filsafat hidupnya sendiri kepada kliennya. Berdasarkan faktanya, terapis rasional memegang suatu posisi konfrontif menimbulkan bahaya bahaya tertentu. Taraf latihan, pengetahuan, dan keterampilan, kemampuan melihat, dan ketepatan menilai pada terapis sangat penting dalam TRE, karena terapis memiliki kekuasaan besar yang dihasilkan oleh sikap persuasif dan direktifnya, kerugian psikologis lebih mungkin terjadi dalam TRE. Ada bahaya jika terapis TRE yang tidak terlatih menggunakan TRE memandang terapi sebagai pencecaran klien dengan persuasif, indoktrinasi, logika, dan nasihat. Jadi seorang terapis TRE bisa keliru dengan menjadi pemberi metode metode penyembuhan kilat, yakni dengan menyampaikan kepada klien apa yang salah dan bagaimana mereka harus mengubahnya.

5.      PENDEKATAN TERAPI REALITAS
a.       Pandangan Tentang Manusia
Terapi realitas memandang manusia sebagai sebuah agen yang menentukan dirinya sendiri. Dan masing masing orang memikul tanggung jawab untuk menerima konsekuensi konsekuensi dari tingkah lakunya sendiri. Dan tampaknya orang menjadi apa yang ditetapkannya.
b.      Tujuan Terapi
Membantu seseorang untuk mencapai otonomi. Pada dasarnya otonomi adalah kematangan yang diperlukan bagi kemampuan seseorang untuk mengganti dukungan lingkungan dengan dukungan internal.
c.       Peran dan Fungsi Terapis
Tugas terapis adalah bertindak sebagai pembimbing yang membantu klien agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis. Selain itu fungsi penting lainya dari terapis realitas adalah memasang batas batas mencakup batas batas dalam situasi terapeutik dan batas batas yang ditempatkan oleh kehidupan pada seseorang.

d.      Kritikan Terhadap Terapi Realitas
Tidak memberikan penekanan yang cukup pada dinamika dinamika tak sadar dan pada masa lampau individu sebagai salah satu determinan dari tingkah lakunya sekarang. Selain itu terapi realitas bisa menjadi suatu tipe campur tangan yang dangkal karena ia menggunakan kerangka yang terlampau disederhanakan bagi praktek terapi. Sama halnya dengan terapi TRE, terapi realitas memiliki kemungkinan memainkan peran sebagai seorang yang ahli menjawab setiap pertanyaan orang lain, dan bagaimana mereka harus bertindak.

0 komentar:

Posting Komentar